Minggu, 01 Desember 2013

Tugas ISD IV



Sistem Pendidikan di Negeri Ini
By:
Deny Wiyono
Irwan Saputra L.T

Depok, 18 November 2013
Narasumber : DR. Arif Rahman S.T. M.T           

Jika kita berbicara soal mutu Pendidikan di Indonesia, mungkin kebanyakan yang terlintas di benak masyarakat Indonesia adalah Rendah, kurang bermutu, monoton dan masih banyak lagi anggapan yang negatif tentang mutu pendidikan di Indonesia. Memang sebagian besar pernyataan diatas benar adanya.

Lalu bagaimana sebenarnya sistem pendidikan di Indonesia yang di anggap kurang baik itu?

Menurut Bapak  DR. Arif Rahman S.T. M.T, “ sistem pendidikan di Indonesia itu, smapai sekarang masih menggunakan cara belajar yang selalu menghafal, cara duduk yang selalu berbaris, baju-baju yag selalu di seragamkan dari SD sampai SMA bahkan sekarang perguruan tinggi pun mulai ada yang menerapkannya.” Ya memang kita lebih menekankan pada kemampuan memorize yang sebenarnya menurut ilmu psikologi sendiri memori otak kita itu terbatas. Coba saja, apa sekarang sekarang kita lancar berbahasa inggris? Jawabannya tidak semua. Padahal itu kita pelajari dari SD sampai SMA. Bayangkan 12 tahun kita belajar tapi tidak bisa lancar dalam berbahasa inggris. Mengapa demikian. Kembali lagi pada pernyataan di atas, itu karena kita hanya menerapkan metode hafalan bukan mempelajari esensi dari pelajaran tersebut. Jika kita bercermin pada negara-negara maju, mereka lebih menerapkan kreatifitas dari pada hafalan dalam sistem pendidikannya. Sehingga murid-murid lebih bisa mengekspor kemampuannya masing-masing. Dan pada akhirnya melahirkan lulusan-lulusan yang handal di bidangnya masing-masing. Karena kreativitas itu tanpa batas dan akan selalu baru.

Bagaimana dengan orang- orang di Indonesia yang terkesan lebih memilih bekerja dari pada sekolah?

            Sebenarnya pernyataan ini kurang tepat, jika kita lihat saja bangsa asia itu bahkan lebih prgmatis dalam pendidikan, mereka merasa tak cukup dengan ijazah SMA saja. Diluar negeri pun kebanyakan perguruan tingginya di isi oleh orang asia. Mengapa demikian? Karena di luar negeri sana (khususnya Amerika) lebih memilih bekerja dibandingkan kuliah. Karena di SMA nya sendiri mereka sudah mempunyai keahlian di bidang masing-masing dari efek sistem pendidikan yang lebih mengutamakan kreativitas itu tadi. Dan lulusan S1 di Indonesia sendiri setara dengan lulusan SMA disana. Dampaknya persaingan lulusan S1 kita di luar negeri itu kurang.


Apa ada hubungannya dengan tenaga pengajar?

Ada namun tidak semuanya karena faktor tenaga pengajar,melainkan gaya dan metode belajar yang diberikan kurang tepat. Metode belajar yang salah inilah yang banyak sekali membuat para pelajar dari SD sampai Perguruan Tinggi sekalipun tidak memiliki gairah dan semangat belajar yang tinggi,ogah-ogahan,belajar hanya mampu dalam waktu yang singkat dan tidak maksimal. Ketika menjelang ulangan,banyak sekali pengajar yang mengajarkan banyak konsep belajar yang ujung-ujungnya membuat murid-murid malah menghapal bahan ujiannya dan karena tidak bisa menghapal semua bahan ujiannya,mereka jadi mencontek. Dan sistem seperti ini sudah seperti benang merah yang tidak bisa diputus.

Sistem pendidikan di Indonesia seharusnya?

            Harus ada reformasi pendidikan agar kualitasnya membaik. Diantaranya ya itu, lebih mengutamakan kreatifitas dibanding metode menghafal. Lebih memperhatikan proses dari pada hasil (UN). Dan sekarang sudah ada ekskul yang menampung bakat para siswa, itu lumayan bagus sebagai sarana untuk menyalurkan kreativitas walaupun dalam skala kecil.

“Maka daripada itu,kami,Para pelajar di negeri ini  butuh bantuan, dukungan, dan kesempatan untuk berkembang menjadi lebih baik.”

Terimakasih karena sudah mau meluangkan waktu untuk membaca ini. Mohon maaf jika ada kata-kata yang kurang berkenan di hati pembaca.