Macetnya Ibu Kota
Macet. Itulah kata yang keluar dari
mulut setiap orang khususnya pengguna kendaraan bermotor di ibu kota negara
Indonesia, Jakarta. Namun bukan hanya Jakarta tapi daerah sekitarnya pula
seperti bogor, depok dll. Banyak sekali faktor penyebab kemacetan di kota
metropolitan ini. Faktor pertama adalah sikap konsumerisme masyarakat Indonesia
akan kendaraan bermotor, apalagi sekarang-sekarang banyak diproduksi dan
dipasarkannya mobil dan motor murah sehingga masyarakat semakin tertarik untuk
membeli. Faktor kedua, banyaknya pedagang kaki lima yang berjualan di trotoar bahkan
ada yang sampai bahu jalan. Faktor ketiga, kurangnya lahan parkir. Kurangnya
lahan parkir mengakibatkan pengguna jalan memarkirkan kendaraannya disembarang
tempat, entah di trotoar atau di pinggir jalan sehingga menimbulkan kemacetan.
Faktor keempat ruas jalan yang sempit, apalagi jika dipakai dua arah, belum
lagi tempat putar balik kendaraan yang biasanya tak dijaga oleh polisi sehingga
kendaraan saling berebut untuk jalan. Faktor kelima, banyaknya ruas jalan yang
rusak dan berlubang, selain menimbulkan kemacetan karena otomatis setiap
kendaraan akan memperlambat laju juga akan rawan kecelakaan yang ujung-ujungnya
macet juga. Dan faktor yang paling mempengaruhi kemacetan adalah ketidaksadaran
pengguna kendaraan untuk tertib di lalu lintas. Misalnya angkot yang berhenti
sembarangan untuk menaikan atau menurunkan penumpang dan pengguna kendaraan
roda dua yang selap-selip seenaknya.
Mengenai permasalahan diatas lalu apa
solusi yang dapat dilakukan? Menurut saya pribadi solusinya bisa dengan banyak
cara. Yang pertama, dengan dibuatnya monorel layang ataupun bawah tanah, dengan
demikian bisa menambah jalur pengangkutan umum tanpa menambah kemacetan dijalan
yang sudah ada. Kedua, perbaikan ruas jalan yang rusak, agar perjalanan lancar
dan meminimalisir kecelakaan. Ketiga perbaikan serta perawatan sarana dan
prasarana angkutan umum, tak perlu ber AC yang penting nyaman, aman dan
terjangkau agar banyak orang tertarik untuk naik angkutan umum dari pada harus
memakai mobil pribadi. Keempat, yaitu relokasi pedagang kaki lima (PKL)
ketempat yang memang seharusnya. Bisa juga membuka lahan baru khusus PKL yang
memang strategis untuk berjualan sehingga pada saat relokasi tidak terjadi banyak
protes dari PKL. Namun semua solusi diatas tidak akan terjadi apabila tidak
adanya ketidaksadaran dari masyarakat itu sendiri. Marilah kita bersama-sama
untuk disiplin dalam lalu lintas, walaupun tidak sepenuhnya dapat mengatasi
kemacetan namun setidaknya dapat mengurangi kemacetan itu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar